Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, pengertian, dan kerja sama dari kedua pasangan. Dari sudut pandang keagamaan pun pernikahan dianggap sebagai sebuah ibadah sakral yang dijalani seumur hidup. Namun, seringkali tantangan dan konflik dapat mengganggu kerukunan dan kebahagiaan dalam hubungan pernikahan. Tidak hanya pasangan yang sudah menikah, mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pernikahan juga tidak luput dari perbedaan pandangan dan kendala komunikasi. Untuk mengatasi hal ini, metode coaching telah terbukti menjadi alat yang efektif dalam membantu pasangan membangun pernikahan yang sehat dan bahagia. Dalam ICF Report, sebagian besar klien membuktikan bahwa Coaching dapat meningkatkan kualitas hubungan (73%) dan kemampuan interpersonal mereka (71%).

Nilai, Harapan, dan Tujuan Bersama
Salah satu langkah pertama dalam coaching pernikahan adalah menggali nilai, harapan, dan tujuan bersama pasangan. Pasalnya, sistem nilai individu memainkan peran penting dalam hubungan intim, termasuk pernikahan. Nilai-nilai cinta, keamanan keluarga, dan kenyamanan berhubungan positif dengan kualitas hubungan pernikahan. Melalui sesi coaching, pasangan diajak untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai apa yang mereka anggap penting dan inginkan dari pernikahan mereka. Hal ini dapat membantu pasangan untuk saling memahami dan menemukan titik kesamaan nilai dan visi pernikahan mereka. Dengan kata lain, hal ini juga dapat menjadi pondasi kolaborasi dan kemitraan yang kuat dalam pernikahan.
Keterampilan Komunikasi
Salah satu penyebab utama konflik dalam hubungan romantis termasuk pernikahan adalah kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif. Dalam sesi coaching, pasangan diajarkan untuk mendengarkan dengan empati, mengungkapkan perasaan dengan jujur, dan mengekspresikan kebutuhan mereka secara konstruktif. Dengan meningkatkan keterampilan komunikasi ini, pasangan dapat menghindari kesalahpahaman yang sering kali menjadi pemicu konflik, dan memperkuat ikatan emosional di antara mereka. Penelitian membuktikan bahwa ketika terdapat komunikasi yang baik dalam hubungan pernikahan, maka akan meningkatkan kepuasan pernikahan pada pasangan.
Resolusi Konflik
Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, termasuk pernikahan. Namun, kunci untuk mempertahankan pernikahan yang sehat adalah cara pasangan mengelola konflik tersebut. Dalam sesi coaching, pasangan diajarkan untuk mengidentifikasi sumber konflik, mengeksplorasi perbedaan pendapat dengan pemahaman yang lebih dalam, dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Dengan mempelajari teknik-teknik penyelesaian konflik yang efektif, pasangan dapat meredakan ketegangan dan memperkuat hubungan mereka.
Kepercayaan dan Keterbukaan
Kepercayaan adalah pondasi dari setiap hubungan yang sehat. Dalam sesi coaching, pasangan diajak untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan satu sama lain. Pasangan dapat berbagi pengalaman, harapan, dan ketakutan dengan jujur dan saling mendukung untuk menghargai satu sama lain. Dengan memperkuat kepercayaan dan keterbukaan ini, pasangan dapat merasa lebih terhubung secara emosional dan lebih nyaman dalam menjalani pernikahan mereka.
Keseimbangan dalam Hubungan
Keseimbangan antara kebutuhan individu dan kebutuhan pasangan adalah kunci untuk menjaga harmoni dalam pernikahan. Dalam sesi coaching, pasangan belajar untuk mengenali dan menghargai kebutuhan satu sama lain, sambil tetap menjaga ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi masing-masing. Ini membantu pasangan untuk merasa didukung dan dihargai dalam hubungan mereka, tanpa merasa kehilangan diri sendiri.
Melalui metode coaching, pasangan dapat belajar untuk menciptakan hubungan yang berkelanjutan dan memuaskan dengan percakapan yang jujur, terbuka, dan konstruktif. Dengan dukungan seorang coach yang terlatih, pasangan dapat menemukan jalan menuju pernikahan yang lebih bahagia dan bermakna.
Baca juga artikel Relationship Coach: Perlu ga sih?
Lihat juga Rekaman Webinar Loop CAFE: Resiliensi Keluarga (Membangun Keluarga yang Tangguh), Klik disini!
Artikel Karya: Rizqi Farahmia, LCPC – Batch 57