Dalam dunia yang semakin cepat dan kompleks, kebutuhan akan percakapan yang bermakna dan produktif menjadi semakin penting. Baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun organisasi, kemampuan untuk berpikir reflektif, menyusun tujuan, dan mengambil tindakan strategis adalah keterampilan yang bernilai tinggi. Salah satu pendekatan yang mendukung proses tersebut secara sistematis adalah Model Percakapan Coaching FIRA, yang dikembangkan oleh Loop Institute of Coaching.
Model FIRA terdiri dari empat tahapan percakapan: Fokus pada Tujuan, Identifikasi GPS (Gap, Possibilities, Solution), Rencana Aksi, dan Akuntabilitas & Komitmen. Bagaimana pendekatan ini dapat diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks organisasi.

1. Fokus pada Tujuan
Langkah pertama dalam coaching adalah membantu individu atau tim menetapkan arah yang jelas. Dalam kehidupan pribadi, ini dapat dilakukan melalui pertanyaan seperti: “Apa yang paling penting untuk dicapai minggu ini?” atau “Apa hasil yang ingin Anda rasakan setelah menyelesaikan tugas ini?”.
Dalam konteks organisasi, pendekatan ini sangat efektif saat menyusun target individu, tim, maupun departemen. Pertanyaan coaching seperti “Apa ukuran sukses versi Anda?” dapat menggantikan diskusi yang berputar-putar dan tidak terarah. Ini membangun fondasi yang kuat untuk keberhasilan bersama.
2. Identifikasi GPS (Gap, Possibilities, Solution)
Fase ini merupakan inti dari proses reflektif. Individu atau tim diajak untuk mengevaluasi posisi mereka saat ini, mengenali hambatan yang ada (gap), menggali kemungkinan (possibilities), dan memilih solusi (solution) yang paling sesuai.
Dalam kehidupan sehari-hari, proses ini membantu seseorang memahami akar dari masalah yang mereka hadapi dan melihat opsi-opsi yang mungkin sebelumnya tidak disadari. Sedangkan dalam organisasi, pendekatan ini mendukung proses pengambilan keputusan strategis dan pengembangan solusi berbasis kekuatan tim.
3. Rencana Aksi
Tanpa implementasi, ide akan tetap menjadi wacana. Oleh karena itu, FIRA mengarahkan percakapan untuk menetapkan langkah-langkah konkret yang akan diambil, beserta waktu pelaksanaan, penanggung jawab, dan indikator keberhasilan.
Di dunia profesional, hal ini dapat diterapkan dalam perencanaan kerja mingguan, penyusunan roadmap proyek, atau dalam sesi evaluasi kinerja. Ini membantu memastikan setiap solusi ditindaklanjuti secara nyata.
4. Akuntabilitas dan Komitmen
Tahapan terakhir menekankan pentingnya komitmen dan sistem akuntabilitas yang mendukung implementasi. Individu dan tim diminta menetapkan cara mereka memonitor progres dan menjaga konsistensi tindakan.
Dalam organisasi, hal ini bisa diterapkan melalui sesi check-in berkala, sistem pelaporan progres, atau mekanisme peer accountability. Dalam kehidupan pribadi, ini dapat berbentuk journaling atau refleksi mingguan.
Model percakapan coaching FIRA bukan sekadar alat bantu dalam sesi coaching profesional, melainkan sebuah kerangka pikir yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan. Dengan menerapkan FIRA, individu dan organisasi dapat menciptakan budaya reflektif, bertumbuh, dan berorientasi pada solusi.
Mengintegrasikan FIRA dalam percakapan sehari-hari berarti menciptakan ruang untuk berpikir jernih, bertindak terarah, dan bertanggung jawab atas kemajuan diri maupun tim. Di era yang menuntut ketangkasan dan kesadaran tinggi, FIRA adalah pendekatan yang relevan dan transformatif.
Baca juga artikel Definisi Coaching, Peran Coach & Coachee, Model Percakapan FIRA, klik disini!
Lihat juga video penjelasan Model Percakapan Coaching FIRA, klik disini!