Dalam dunia coaching, target sering menjadi titik awal sekaligus penunjuk arah. Klien datang dengan berbagai kebutuhan—ada yang ingin meningkatkan performa kerja, mengelola tim dengan lebih efektif, atau bahkan menemukan keseimbangan hidup. Semua itu biasanya dituangkan dalam bentuk target yang ingin dicapai. Namun, coaching tidak berhenti pada sekadar “goal setting.” Coaching adalah tentang bagaimana target tersebut dipahami, dieksplorasi, dan dijalankan dengan penuh kesadaran.
Menetapkan target dalam coaching bukan hanya perkara menentukan hasil akhir. Lebih dari itu, proses ini melibatkan eksplorasi motivasi terdalam klien. Mengapa target tersebut penting? Apa makna personal di baliknya? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini membantu klien melihat target bukan sebagai beban, melainkan sebagai refleksi dari nilai yang mereka anut. Seorang coach yang profesional membantu klien menyadari bahwa target bukan sekadar sesuatu yang ingin dicapai, tetapi sesuatu yang selaras dengan identitas dan arah hidup mereka.

Selain memberikan arah, target juga berfungsi sebagai tolok ukur. Di sinilah coaching membedakan diri dari pendekatan lain. Target dalam coaching tidak kaku; ia fleksibel, berkembang seiring perjalanan klien. Sering kali, selama proses berlangsung, klien menemukan bahwa target awal hanya pintu masuk menuju pemahaman baru. Misalnya, seorang pemimpin mungkin datang dengan target meningkatkan kinerja tim, namun setelah eksplorasi, ia menyadari bahwa yang sebenarnya dibutuhkan adalah membangun kepercayaan dan komunikasi yang lebih kuat.
Di sisi lain, target juga menjadi alat untuk menjaga akuntabilitas. Dengan adanya target yang jelas, klien dapat menilai sejauh mana perkembangan mereka. Coach membantu memecah target besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dikelola. Dengan begitu, pencapaian terasa realistis dan klien tetap termotivasi. Akuntabilitas ini bukan berbentuk tekanan, melainkan dorongan yang lahir dari komitmen klien terhadap dirinya sendiri.
Namun, yang perlu digarisbawahi, coaching bukan tentang coach yang menetapkan target bagi klien. Coaching adalah kolaborasi. Target ditetapkan oleh klien, sementara coach berperan sebagai mitra yang memfasilitasi proses berpikir, memberikan ruang refleksi, serta mengajukan pertanyaan yang menstimulasi. Prinsip ini sejalan dengan etika coaching yang menjunjung tinggi otonomi klien.
Pada akhirnya, target dalam coaching bukan hanya tentang apa yang dicapai, melainkan transformasi klien sepanjang proses mencapainya. Coaching mengajarkan bahwa perjalanan sama pentingnya dengan hasil. Dengan target yang jelas namun fleksibel, klien belajar mengintegrasikan pencapaian dengan pertumbuhan pribadi. Inilah yang membuat coaching relevan, tidak hanya dalam ranah profesional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga artikel Target dan Peluang Coaching di Indonesia 2025, Klik disini!
Lihat juga video Menentukan Tujuan Dalam Sesi Coaching!