Why I decide to undertake coaching program
Dalam lensa human capital development, coaching merupakan salah satu intervensi manajemen sumber daya manusia terhadap para profesional di dunia kerja.
Pada prinsipnya, pendekatan yang dikedepankan dalam coaching meliputi fasilitasi dan pengarahan terkait pemecahan masalah (problem-solving), pertukaran ide secara bermakna (meaningful exchanges of ideas), dan pengembangan kapasitas (capacity building) karyawan melalui pengajuan pertanyaan- pertanyaan strategis serta penawaran dukungan dan support terhadap permasalahan yang tengah dihadapi.
Keputusan saya mengikuti program coaching tidak terjadi secara serta merta atau straightforward – melainkan terjadi setelah melewati serangkaian pertimbangan, terutama dalam hal pemilihan alternatif penyedia jasa program coaching dan manajemen waktu demi fokus dan partisipasi yang efektif.
Sebuah frasa terkenal dari salah satu pebisnis paling sukses sepanjang masa, Walt Disney, menyatakan: “The way to get started is to quit talking and begin doing,” telah memicu saya untuk memantapkan diri dan kemudian mengikuti kelas Accredited Coaching Education Level 1 (88hours) yang diselenggarakan oleh Loop Institute of Coaching.

My reflection on the journey so far
Menjadi seorang coach pemula memiliki tantangan tersendiri, antara lain dalam hal membangun kepercayaan klien atau coachee (trust building), mengelola ekspektasi (managing expectation), dan menangani situasi atau keadaan yang dapat menyulitkan atau menghambat proses pelaksanaan coaching (navigating circumstances).
Ke-tiga hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan (interconnecting) satu sama lain ini menjadi salah satu hasil refleksi saya setelah melewati program coaching yang saat ini tengah memasuki fase akhir.
Trust building: dalam hal membangun kepercayaan antara penyedia jasa (coach) dan klien (coachee), keduanya perlu melakukan persiapan sebelum proses coaching dimulai.
Dari sisi seorang coach, langkah awal yang perlu dilakukan diantaranya melakukan refleksi diri untuk menjauhkan diri dari berbagai asumsi pribadi yang tidak relevan, dan mengelola ekspektasi. Secara keseluruhan, hal-hal tersebut dapat dimitigasi dengan melakukan background check terlebih dahulu terhadap klien/coachee yang akan dihadapi.
Sementara dari sisi seorang coachee, hal pertama yang perlu dipersiapkan di awal adalah melakukan asesmen atau evaluasi diri terkait motivasi dan kesiapan yang bersangkutan sebelum menjalani program coaching dan menyiapkan diri untuk dapat bersikap terbuka (open minded) terhadap setiap tahap yang akan dilewati dalam proses coaching.
Managing expectation: sebagaimana halnya dalam membangun kepercayaan, preconceived expectation (ekspektasi atau praduga awal) terhadap klien/coachee tidak perlu dilakukan oleh seorang coach agar kemudian terhindarkan dari adanya ekspektasi atau praduga awal yang pada gilirannya dapat mempengaruhi objektifitas seorang coach dalam memfasilitasi proses coaching.
Mengelola ekspektasi dan menghindarkan diri dari preconceived expectation menjadi hal yang signifikan dan relevan, terutama jika dikaitkan dengan klien/coachee yang memiliki latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda, baik dalam konteks pribadi maupun secara profesional. Coach yang tidak memiliki praduga awal dan memiliki pemahaman atas latar belakang berbeda dari coachee, akan bermuara pada objektifitas dan integritas dari program coaching yang diimplementasikan.
Navigating circumstances: persiapan yang perlu dilakukan oleh seorang coach, selain background check, adalah dengan melaksanakan sesi pra-coaching, dengan menyiapkan daftar pertanyaan strategis yang pada intinya dimaksudkan untuk: sebagai icebreaker serta memberikan gambaran umum tentang profil dan permasalahan yang tengah dihadapi oleh seorang coachee.
Secara umum, pertanyaan yang dapat dipersiapkan antara lain:
- Apa yang memotivasi anda mengikuti program coaching?
- Apa yang dapat anda jelaskan tentang karir anda saat ini?
- Apakah anda merasa cocok dengan karir anda saat ini?
- Hal apa saja yang membuat anda stress dan yang membuat anda merasa termotivasi?
- Bagaimana anda memperkirakan karir anda dalam 5 tahun ke depan?
- Apa yang anda harapkan di akhir sesi program coaching ini?
Menyiapkan daftar pertanyaan yang disusun sebagian berdasarkan pertanyaan yang bersifat umum dan sebagian lagi didasarkan pada hasil analisa awal dari background check, dapat membuat kedua pihak, baik coach maupun coachee, untuk tetap berada pada alur dan tahapan coaching yang lebih terarah dan terkendali, yang pada gilirannnya berujung pada sesi coaching yang memberi hasil dan dampak maksimal bagi klien/coachee.
Concluding remarks
“Preparation is key” – pada hakekatnya merupakan pesan inti dari pemaparan dalam tulisan ini. Persiapan yang matang dan strategis yang dilakukan baik oleh coach maupun coachee sebelum memulai dan mengeksekusi program coaching, pada gilirannya menjadi pemandu (guidance) agar kedua belah pihak tetap berada pada batasan (boundaries) dan trajektori yang tetap konsisten dalam wilayah dan kaidah implementasi coaching yang sesuai dengan standar referensi coaching yang diakui secara global.
Baca juga artikel: Persiapan & Tips Sesi Coaching!
Lihat juga penjelasan Proses Coaching – Mindset yang Perlu dipahami Sebelum Melakukan Coaching!
Artikel Karya: Hasnaeni Asri, LCPC– Batch 56